Seorang wanita Jepang sedang
berlibur di Amerika dan memutuskan menginap di sebuah
hotel murah untuk menghemat uangnya.
Saat ia tiba di kamarnya, ia menyadari bahwa ia berada di
kamar 66 di lantai ke-6. Secara teknis, kamarnya bernomor 666.
Ia bergidik ngeri. Namun ia berpikir, ini semua pasti
kebetulan. Ia pun tak terlalu memikirkannya dan pergi mandi.
Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan di pintu
kamarnya.
Ia keluar dari kamar mandinya dan mengenakan jubah mandi
putih bertudung yang sudah disiapkan di hotel tersebut bagi tamunya.
Ia membuka kamarnya, namun tak ada seorangpun di luar
kamarnya.
Iapun menutup kembali kamarnya dan berganti pakaian. Kembali
terdengar ketukan di pintu kamarnya.
Ia membuka kamarnya dan melihat seorang gadis kecil memakai
jubah mandi bertudung yang sama persis seperti yang tadi ia pakai. Hanya
warnanya merah.
“Ada yang bisa saya bantu? Dimana orang tuamu?”
Ia melihat bahwa gadis kecil bertudung merah itu tampak
habis menangis.
“Saya terkunci di luar kamar. Anda bisa membantu saya?”
Wanita itu memutuskan untuk membawa gadis itu ke
resepsionis. Kasihan, pikirnya. Gadis itu tampak kebingungan.
Dalam perjalanan ke resepsionis, ia bercakap-cakap dengan
gadis itu.
“Siapa namamu?”
Gadis itu tak menjawab.
Mungkin gadis ini sudah diajari oleh orang tuanya untuk
tidak bercakap-cakap dengan orang asing, pikir wanita itu.
Ia bertanya lagi.
“Dimana orang tuamu?”
“Tidak tahu.”
“Apa kamarmu di lantai ini juga?”
Gadis itu mengangguk.
Akhirnya mereka sampai di depan meja resepsionis.
“Bisa anda bantu gadis kecil ini? Ia terkunci di luar
kamarnya.”
Resepsionis itu melongok, “Gadis yang mana?”
“Gadis berjubah merah ini …”
Namun ketika wanita itu menoleh, tak ada seorang pun di
sana.
“Aneh, ia tadi di sini. Katanya ia menginap di lantai 6,
sama seperti saya.”
“Lantai 6?” resepsionis itu tampak heran, “Namun hanya anda
tamu yang menginap di lantai 6.”
“Tapi tadi ada gadis yang memakain jubah mandi bertudung
warna merah …”
Resepsionis itu menghela napas, “Anda sudah bertemu ‘dia’
rupanya.”
“Dia siapa?”
“Dahulu pernah terjadi sebuah tragedi di hotel ini. Kami tak
suka membicarakannya, namun karena anda sudah melihat ‘dia’, apa boleh buat.
Dahulu ada sepasang suami istri menginap di lantai 6 bersama anak perempuannya.
Mereka menginap di kamar 66, sama seperti anda. Namun mereka berdua bertengkar
dan sang suami menembak istrinya. Ia lalu membunuh anaknya sendiri. Saat itu,
anak itu memakai jubah mandi putih yang langsung berwarna merah karena terkena
darahnya. Tapi pria itu tetap tak puas. Ia mengisi senjatanya dan mulai
menembaki semua orang di hotel ini, karyawan dan para tamunya.”
Napas wanita itu terasa terhenti karena ketakutan. Namun
cerita sang resepsionis ternyata belumlah selesai.
Resepsionis itu lalu berbalik dan menunjukkan lubang merah
di punggungnya.
“Lihat, di sini ia menembakku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar